- Back to Home »
- Jenis-jenis kerusakan saat instalasi sistem operasi Open Source
Posted by : Ghazy Zhafrani Putra Wardhana
Senin, 05 Mei 2014
Linux Live CD bisa bermanfaat sebagai kotak perkakas Anda
untuk memperbaiki sistem Linux. Salah satu yang cukup populer adalah System
Rescue CD. Berbagai utility-nya sulit Anda lewatkan sebagai dewa penolong saat
masalah PC menerpa.
Pada praktik kali ini, kita akan mencoba membenahi sistem
Linux yang mengalami berbagai masalah. Sebagai sistem penolong (rescue),
digunakan distribusi Linux Live CD System Rescue CD (www.sysresccd.org). Versi
yang digunakan dalam artikel ini adalah 1.3.4. Sebagai target sistem, digunakan
instalasi sistem Linux CentOS 5.3, suatu sistem Linux gratis berbasis Red Hat
Enterprise Linux 5.3. Semua praktik disimulasikan dalam virtual machine
Qemu-KVM.
Kerusakan master boot record atau tabel partisi
Hard disk terdiri atas MBR (Master Boot Record), tabel
partisi lalu diikuti oleh partisi-partisi sejumlah yang dibuat oleh user.
Kerusakan pada MBR dan/atau tabel partisi bisa menyebabkan sistem operasi tidak
bisa di-boot atau satu atau lebih partisi terlihat seperti hilang. Hal ini
hanya “kelihatannya” karena sebenarnya partisi dan data di dalamnya masih ada.
Penyebab kerusakan MBR bisa bermacam-macam. Misalnya, saat Anda meng-install Windows
setelah Anda meng-install Linux, sehingga sistem Windows saja yang bisa
di-boot. Contoh lainnya bisa juga saat Anda melakukan suatu kecerobohan
saat menjalankan perintah:
# dd if=/dev/zero of=/dev/sda bs=1 count=512
Perintah di atas akan melakukan penulisan angka 0 (nol)
sebanyak 512 byte mulai dari sektor pertama hard disk kita. Ini adalah lokasi
tempat MBR dan tabel partisi diletakkan. Secara visual, pesan kesalahan yang
mungkin muncul di layar monitor akibat permasalahan semacam ini adalah sebagai
berikut.
FATAL: No bootable device
Untuk mengatasi masalah tersebut, masukkan CD System Rescue
ke drive CD/DVD. Tekan [Enter] saat muncul layar pembuka agar System Rescue
bisa memulai proses booting seperti layaknya sistem Linux pada umumnya. Begitu
tampil prompt, bersiaplah memulai proses penyelamatan. Pertama, kita jalankan
program Testdisk untuk mengembalikan tabel partisi. Ketik pada prompt:
(catatan: prompt pada System Rescue CD menggunakan tanda “%”)
root@sysresccd /root % testdisk
Akan nampak tiga pilihan, yaitu Create, Append, dan No Log.
Opsi Create dipilih untuk menciptakan file log baru. File ini sebenarnya berisi
catatan prosedur-prosedur yang dilaksanakan selama proses recovery partisi.
Pada layar berikutnya akan ditanyakan nama device hard disk yang akan dianalisis. Dalam hal ini, penulis memilih /dev/sda karena targetnya adalah hard disk primary master. Apabila Anda memiliki lebih dari satu hard disk, pastikan terlebih dahulu nama hard disk yang dipilih benar yang ingin di-recover. Hal ini bisa dicek sebelumnya di shell misalnya dengan perintah:
Pada layar berikutnya akan ditanyakan nama device hard disk yang akan dianalisis. Dalam hal ini, penulis memilih /dev/sda karena targetnya adalah hard disk primary master. Apabila Anda memiliki lebih dari satu hard disk, pastikan terlebih dahulu nama hard disk yang dipilih benar yang ingin di-recover. Hal ini bisa dicek sebelumnya di shell misalnya dengan perintah:
Siap digunakan saat booting
Beberapa fungsi dalam System Rescue CD bisa langsung Anda jalankan, saat sistem
Linux masuk salah satu tahapan booting.
% dmesg| grep -C 2 ‘[sh]d[a-z]’
…
scsi 0:0:0:0: Direct-Access ATA QEMU HARDDISK
0.10 PQ: 0 ANSI: 5
sd 0:0:0:0: [sda] 10485760 512-byte logical blocks: (5.36
GB/5.00 GiB)
…
scsi 0:0:0:0: Direct-Access ATA QEMU HARDDISK
0.10 PQ: 0 ANSI: 5
sd 0:0:0:0: [sda] 10485760 512-byte logical blocks: (5.36
GB/5.00 GiB)
Dari output di atas jelas terlihat bahwa ada satu hard
disk (sda) berukuran 5 GB. Setelah Anda memilih nama device dan menekan
[Enter], layar berikutnya akan menampilkan informasi jumlah sektor yang
terdeteksi. Pilih Continue karena layar ini sekadar informasi saja.
Pada layar berikutnya, Anda akan ditanyakan mengenai jenis
format partisi. Kebanyakan dari kita menggunakan sistem IBM PC Compatible.
Jadi, pilihlah Intel. Namun, jika Anda menggunakan format lain, misalnya hard
disk Mac, Anda perlu memilih tipe yang sesuai. Tekan [Enter] untuk menuju layar
berikutnya.
Sekarang Anda bisa memulai tahap recovery sebenarnya. Pilih
Analyse lalu tekan [Enter]. Layar berikutnya akan menampilkan daftar partisi
yang ditemukan. Tentu saja saat ini masih kosong. Pilih menu Quick Search dan
tekan [Enter] sekali lagi. Akan muncul dialog yang menanyakan apakah Anda akan
memperbaiki partisi yang dibuat oleh Windows Vista. Apabila memang ada partisi
yang ada buat lewat Vista, jawab dengan Y. Untuk ilustrasi, penulis
memilih N karena dianggap semua partisi dibuat oleh sistem Linux.
Proses deteksi akan dimulai dan hasilnya adalah seperti
berikut ini.
Disk /dev/sda – 5368 MB / 5120 MiB – CHS 652 255
63
Partition Start End Size in sectors
* Linux 0 1 1 318 254 63 5124672 [/]
Linux Swap 319 0 1 383 254 63 1044225
Linux LVM 384 0 1 416 254 63 530145
Linux LVM 417 1 1 449 254 63 530082
Linux LVM 450 1 1 482 254 63 530082
Partition Start End Size in sectors
* Linux 0 1 1 318 254 63 5124672 [/]
Linux Swap 319 0 1 383 254 63 1044225
Linux LVM 384 0 1 416 254 63 530145
Linux LVM 417 1 1 449 254 63 530082
Linux LVM 450 1 1 482 254 63 530082
Luangkan waktu beberapa saat untuk mengecek temuan Testdisk.
Pilih tiap-tiap partisi yang ditemukan, lalu lihat keterangan di baris
terbawah layar. Di sana akan terlihat format file system (jika sudah diformat)
beserta ukurannya. Contohnya, untuk partisi pertama didapatkan informasi:
EXT3 Large file Sparse superblock, 2623 MB / 2502 MiB
Masih kurang yakin? Anda bisa melihat file-file apa saja
yang tersimpan di dalam partisi tersebut. Sorot partisi yang diinginkan dan
tekan [P]. Kini Anda bisa melihat struktur file dan direktori di dalamnya.
Setelah selesai, tekan [q] dan Anda akan kembali ke layar daftar partisi.
Setelah Anda yakin semua partisi telah ditemukan, tekan
[Enter]. Layar berikutnya akan menanyakan apakah akan dilakukan pencarian lebih
teliti lewat Deeper Search atau langsung menuliskan daftar partisi ke hard
disk. Di sini diasumsikan penulisan langsung dilakukan ke hard disk, sehingga
dipilih Write. Pada layar konfirmasi, tekan [Y] dan penulisan akan dilakukan.
Akan muncul pesan yang meminta Anda melakukan reboot komputer. Hal ini perlu
dilakukan untuk memastikan BIOS dan sistem operasi Anda membaca tabel partisi
yang tadi baru saja ditulis.
Kembali ke menu utama, pilih Quit. Lakukan reboot lewat
prompt shell dengan mengetik:
% reboot
% reboot
Keluarkan CD System Rescue dan biarkan hard disk di-booting.
Bagaimana hasilnya? Mungkin saja tidak tampak tampilan menu bootloader, seperti
GRUB atau LILO, dan sistem masih belum bisa di-boot. Jadi, apa yang kurang?
Program Testdisk hanya mengembalikan tabel partisi yang
terhapus, tetapi tidak mengembalikan instalasi bootloader seperti sedia kala.
Untuk itu, kali ini kita perlu menuliskan program loader kembali ke MBR. Ada
beberapa cara, dan kali ini akan dibahas salah satunya yang relatif praktis.
Booting kembali System Rescue Linux dan prompt awal, ketik perintah grubdisk.
Akan muncul pilihan awal kurang lebih seperti ini:
Boot Ubuntu Gnu/Linux
AUTO MAGIC BOOT
Boot Ubuntu Gnu/Linux
AUTO MAGIC BOOT
Pilih Auto Magic Boot. Program akan mendeteksi daftar sistem
operasi yang bisa di-booting. Pada kasus penulis, layar akan menampilkan:
Boot Ubuntu Gnu/Linux
AUTO MAGIC BOOT
Linux 2.6.18-128.el5
Linux 2.6.18-128.el5 (single-user mode)
Other OS
Boot Ubuntu Gnu/Linux
AUTO MAGIC BOOT
Linux 2.6.18-128.el5
Linux 2.6.18-128.el5 (single-user mode)
Other OS
Ini sudah sesuai dengan entry yang penulis harapkan. Hasil
yang Anda dapatkan tentunya bisa berbeda. Di sini, penulis memilih Linux
2.6.18-128.el5 dan menekan [Enter] untuk masuk ke sistem CentOS. Apabila tidak
ada masalah, booting akan berjalan normal sampai dengan muncul layar login,
entah itu di mode teks atau grafis. Masukkan user dan password dari root. Dari
prompt, ketik:
Gagal booting Pesan seperti ini
bisa menandakan bahwa Master Boot Record mengalami kerusakan.
# grub-install /dev/hda
Apabila tidak ada masalah, akan tampil laporan seperti berikut ini.
Installation finished. No error reported.
This is the contents of the device map /boot/grub/device.
map. Check if this is correct or not. If any of the lines
is incorrect, fix it and re-run the script ‘grub-install’.
Apabila tidak ada masalah, akan tampil laporan seperti berikut ini.
Installation finished. No error reported.
This is the contents of the device map /boot/grub/device.
map. Check if this is correct or not. If any of the lines
is incorrect, fix it and re-run the script ‘grub-install’.
# this device map was generated by anaconda
(hd0) /dev/hda
Kali ini digunakan nama device hda karena CentOS mendeteksi hard disk dengan nama berbeda. Untuk mengetahuinya, gunakan perintah dmesg sama seperti saat kita menentukan nama hard disk yang menjadi target operasi Testdisk.
(hd0) /dev/hda
Kali ini digunakan nama device hda karena CentOS mendeteksi hard disk dengan nama berbeda. Untuk mengetahuinya, gunakan perintah dmesg sama seperti saat kita menentukan nama hard disk yang menjadi target operasi Testdisk.
Sekarang Anda tinggal me-reboot komputer sekali lagi.
Pastikan booting dilakukan dari hard disk…dan sim salabim!. Menu GRUB telah
kembali dan Linux kembali bisa dibooting dengan normal!
Kegagalan mount akibat kerusakan superblock
Biasanya kegagalan seperti ini tidak terlalu jelas. Misalnya, Anda melakukan operasi mount, bisa muncul output seperti berikut ini.
# mount -v /dev/sda1 /mnt/disk
mount: you didn’t specify a filesystem type for /dev/
sda1
I will try all types mentioned in /etc/filesystems or
/proc/filesystems
Trying #
Trying #vfat
Trying fuseblk
mount: you must specify the filesystem type
Atau jika partisi yang dimaksud adalah partisi yang ditempati oleh file-file bootloader (GRUB dalam hal ini), bisa jadi Anda mendapat pesan saat booting seperti berikut ini.
Booting from Hard Disk…
GRUB Loading stage1.5.
GRUB loading, please wait…
Error 17
Biasanya kegagalan seperti ini tidak terlalu jelas. Misalnya, Anda melakukan operasi mount, bisa muncul output seperti berikut ini.
# mount -v /dev/sda1 /mnt/disk
mount: you didn’t specify a filesystem type for /dev/
sda1
I will try all types mentioned in /etc/filesystems or
/proc/filesystems
Trying #
Trying #vfat
Trying fuseblk
mount: you must specify the filesystem type
Atau jika partisi yang dimaksud adalah partisi yang ditempati oleh file-file bootloader (GRUB dalam hal ini), bisa jadi Anda mendapat pesan saat booting seperti berikut ini.
Booting from Hard Disk…
GRUB Loading stage1.5.
GRUB loading, please wait…
Error 17
Ini adalah tanda-tanda adanya ketidakberesan pada struktur
filesystem. Kenapa ini bisa terjadi? Superblock adalah sektor-sektor pada suatu
disk yang berisi informasi mengenai suatu partisi, misalnya kapan terakhir kali
partisi di-mount, jumlah inode, keterangan lokasi data, dan seterusnya.
Superblock juga merupakan area yang dibaca oleh program “mount” saat proses
mounting. Jadi, jika terjadi corrupt pada sebagian atau keseluruhan isi
superblock, bisa ditebak proses mount akan gagal. Alhasil, keseluruhan
filesystem gagal diakses. Untuk meyakinkan akar masalah, boot System Rescue CD
dan lakukan pengecekan dengan perintah fsck:
% fsck -p /dev/sda1
fsck from util-linux-ng 2.16.1
fsck.ext2: Bad magic number in super-block while trying
to open /dev/sda1
/dev/sda1:
The superblock could not be read or does not describe
a correct ext2
filesystem. If the device is valid and it really contains
an ext2
filesystem (and not swap or ufs or something else), then
the superblock
is corrupt, and you might try running e2fsck with an
alternate superblock:
e2fsck -b 8193 <device>
% fsck -p /dev/sda1
fsck from util-linux-ng 2.16.1
fsck.ext2: Bad magic number in super-block while trying
to open /dev/sda1
/dev/sda1:
The superblock could not be read or does not describe
a correct ext2
filesystem. If the device is valid and it really contains
an ext2
filesystem (and not swap or ufs or something else), then
the superblock
is corrupt, and you might try running e2fsck with an
alternate superblock:
e2fsck -b 8193 <device>
Adanya pesan di atas membuktikan bahwa ada suatu masalah di
superblock. Jalankan ulang perintah fsck seperti berikut untuk mencoba
membenahinya:
% fsck.ext3 -b 8193 /dev/sda1
e2fsck 1.41.9 (22-Aug-2009)
fsck.ext3: Bad magic number in super-block while trying
to open /dev/sda1
% fsck.ext3 -b 8193 /dev/sda1
e2fsck 1.41.9 (22-Aug-2009)
fsck.ext3: Bad magic number in super-block while trying
to open /dev/sda1
Gagal lagi! Penyebabnya sangat dimungkinkan karena kita
salah memberikan posisi superblock cadangan lewat parameter -b. Sebagai
catatan, file system seperti ext3 menyimpan beberapa superblock cadangan pada
posisi sektor-sektor tertentu. Sekarang tugas kita adalah mencoba mencarinya.
% mkfs.ext3 -j -n /dev/sda1
mke2fs 1.41.9 (22-Aug-2009)
Filesystem label=
OS type: Linux
Block size=4096 (log=2)
Fragment size=4096 (log=2)
160320 inodes, 640584 blocks
32029 blocks (5.00%) reserved for the super user
First data block=0
mke2fs 1.41.9 (22-Aug-2009)
Filesystem label=
OS type: Linux
Block size=4096 (log=2)
Fragment size=4096 (log=2)
160320 inodes, 640584 blocks
32029 blocks (5.00%) reserved for the super user
First data block=0
Maximum filesystem blocks=658505728
20 block groups
32768 blocks per group, 32768 fragments per group
8016 inodes per group
Superblock backups stored on blocks:
32768, 98304, 163840, 229376, 294912
20 block groups
32768 blocks per group, 32768 fragments per group
8016 inodes per group
Superblock backups stored on blocks:
32768, 98304, 163840, 229376, 294912
Opsi -n mengatur agar perintah mkfs melakukan simulasi, jika
seandainya terjadi operasi format yang sebenarnya. Dengan demikian, Anda tidak
perlu khawatir data akan hilang (tentu saja, jangan lupa menuliskan opsi -n).
Angka yang dicetak tebal adalah posisi sektor yang kita cari. Kita lakukan
sekali lagi fsck:
% fsck.ext3 -b 32768 -p /dev/sda1
Opsi -p dipakai agar fsck melakukan perbaikan secara otomatis tanpa banyak menanyakan konfirmasi ke user. Akan muncul rentetan output semacam ini:
/: Inode 546969, i_blocks is 576, should be 568. FIXED.
/: Inode 546971, i_blocks is 1280, should be 1272.
FIXED.
/: Inode 546974, i_blocks is 1792, should be 1784
. FIXED.
Dan kemungkinan diakhiri dengan:
/: UNEXPECTED INCONSISTENCY; RUN fsck MANUALLY.
(i.e., without -a or -p options)
Kita ulangi sekali lagi perintah fsck, tetapi tanpa parameter apapun:
% fsck /dev/sda1
% fsck.ext3 -b 32768 -p /dev/sda1
Opsi -p dipakai agar fsck melakukan perbaikan secara otomatis tanpa banyak menanyakan konfirmasi ke user. Akan muncul rentetan output semacam ini:
/: Inode 546969, i_blocks is 576, should be 568. FIXED.
/: Inode 546971, i_blocks is 1280, should be 1272.
FIXED.
/: Inode 546974, i_blocks is 1792, should be 1784
. FIXED.
Dan kemungkinan diakhiri dengan:
/: UNEXPECTED INCONSISTENCY; RUN fsck MANUALLY.
(i.e., without -a or -p options)
Kita ulangi sekali lagi perintah fsck, tetapi tanpa parameter apapun:
% fsck /dev/sda1
Jika Anda menghadapi banyak pertanyaan yang menuntut Anda
mengetik y (setuju), Anda bisa mempercepat proses dengan menekan [Ctrl]+[C]
untuk menghentikan proses cek. Lalu, gunakan opsi -y pada perintah fsck agar
semua pertanyaan langsung disertakan dengan ‘y’.
Recover tabel partisi dengan
testdisk Partisi hard disk hilang? Program Testdisk mungkin dapat menemukannya
(menyelamatkannya) kembali.
Recovery data pada bad sector
Hard disk yang sudah berumur atau memiliki cacat dari
pabrik, lambat laun akan memiliki bad sector (sektor rusak). Secara singkat,
bad sector bisa diibaratkan lubang pada jalan raya. Hal ini mengakibatkan
penyimpanan data menjadi tidak sempurna atau kadang data menjadi tidak bisa
diakses sama sekali. Dalam keadaan ini, Anda punya beberapa alternatif
tindakan, tetapi biasanya yang paling banyak disarankan adalah melakukan
penduplikasian data ke hard disk berbeda atau media penyimpanan lain
secepatnya.
Mengapa demikian? Ada dua alasan:
->Apabila kita menyalin ke disk yang sama (sekalipun beda partisi), dikhawatirkan akan muncul bad sector juga cepat atau lambat. Dengan kata lain, hard disk yang memiliki suatu bad sector dianggap potensial untuk memiliki kasus serupa di sektor yang lain.
Mengapa demikian? Ada dua alasan:
->Apabila kita menyalin ke disk yang sama (sekalipun beda partisi), dikhawatirkan akan muncul bad sector juga cepat atau lambat. Dengan kata lain, hard disk yang memiliki suatu bad sector dianggap potensial untuk memiliki kasus serupa di sektor yang lain.
->Tidak ada jaminan bahwa proses perbaikan bad sector
akan berjalan 100% tanpa kesalahan. Bisa saja selama perbaikan, data justru
menjadi makin tidak terselamatkan. Dengan begitu, Anda bisa saja kehilangan
data lebih banyak.
Penulis menyarankan untuk menyiapkan hard disk baru dengan
ruang kosong minimal sama dengan besarnya partisi yang akan diselamatkan
datanya. Pasang hard disk ini pada sambungan kabel IDE atau SATA yang kosong,
atau bisa juga diset sebagai slave. Usahakan melakukan pemasangan komponen
komputer dengan meminimalkan listrik statis, misalnya dengan menggunakan gelang
antilistrik statis.
Setelah hard disk kedua terpasang, boot System Rescue Linux
hingga prompt muncul. Kita anggap di sini partisi yang bermasalah adalah
/dev/sda1, sementara backup dilakukan pada /dev/sdb1 yang kita mount sebagai
/mnt/backup. Program yang akan kita pakai adalah perintah ddrescue seperti
berikut ini.
% mount /dev/sdb1 /mnt/backup
% ddrescue -S -d /dev/sda1 /mnt/backup/backup.img
Press Ctrl-C to interrupt
rescued: 2623 MB, errsize: 0 B, current rate
: 29491 kB/s
ipos: 2623 MB, errors: 0, average rate:
14557 kB/s
opos: 2623 MB, time from last successful read:
0 s
Finished
% ddrescue -S -d /dev/sda1 /mnt/backup/backup.img
Press Ctrl-C to interrupt
rescued: 2623 MB, errsize: 0 B, current rate
: 29491 kB/s
ipos: 2623 MB, errors: 0, average rate:
14557 kB/s
opos: 2623 MB, time from last successful read:
0 s
Finished
Di sini digunakan dua opsi:
-S untuk menghasilkan sparse file, yaitu suatu file yang memiliki “lubang”. Dengan cara ini, ukuran file sebenarnya bisa lebih kecil dari ukuran partisi yang diselamatkan karena data ditulis hanya sebesar data yang diselamatkan.
-d untuk melakukan pembacaan secara direct access. Apa maksudnya? Pembacaan data akan dilakukan dengan mengabaikan beberapa mekanisme tertentu di filesystem, khususnya caching. Hasilnya pembacaan relatif selesai lebih cepat dan data yang dibaca bisa digaransi langsung berasal dari fisik disk.
-S untuk menghasilkan sparse file, yaitu suatu file yang memiliki “lubang”. Dengan cara ini, ukuran file sebenarnya bisa lebih kecil dari ukuran partisi yang diselamatkan karena data ditulis hanya sebesar data yang diselamatkan.
-d untuk melakukan pembacaan secara direct access. Apa maksudnya? Pembacaan data akan dilakukan dengan mengabaikan beberapa mekanisme tertentu di filesystem, khususnya caching. Hasilnya pembacaan relatif selesai lebih cepat dan data yang dibaca bisa digaransi langsung berasal dari fisik disk.
Hasilnya adalah suatu file image yang berisi data-data Anda.
Ini bisa dibuktikan dari perintah file:
% file /mnt/backup/backup.img
/mnt/backup/backup.img: Linux rev 1.0 ext3 filesystem
data (large files)
% file /mnt/backup/backup.img
/mnt/backup/backup.img: Linux rev 1.0 ext3 filesystem
data (large files)
Tipe filesystem tentunya akan sesuai dengan format yang Anda
pakai, jadi bisa saja ini berupa reiserfs, XFS, FAT32 dan seterusnya. File ini
lalu bisa Anda mount untuk mengakses data-data di dalamnya:
% mkdir /mnt/test
% mount -o loop /mnt/backup/backup.img /mnt/test
Mungkin tidak semua file bisa terbaca dengan baik di dalam direktori /mnt/test. Ini adalah risiko, tetapi ini lebih baik daripada data tidak bisa dibaca sama sekali.
Terakhir, kita coba perbaiki disk kita yang berisi bad sector:
% fsck -cc -k /dev/sda1
% mkdir /mnt/test
% mount -o loop /mnt/backup/backup.img /mnt/test
Mungkin tidak semua file bisa terbaca dengan baik di dalam direktori /mnt/test. Ini adalah risiko, tetapi ini lebih baik daripada data tidak bisa dibaca sama sekali.
Terakhir, kita coba perbaiki disk kita yang berisi bad sector:
% fsck -cc -k /dev/sda1
Pengecekan pada dasarnya dilakukan dengan melakukan proses
baca tulis (opsi -cc) tanpa merusak data yang ada. Opsi -k akan mengatur
perintah fsck melakukan update daftar bad sector (jika ada) di metadata file
system. Hal ini akan mencegah penulisan data di masa depan pada sektor yang sama.
Namun, jika bad sektor sudah sedemikian banyaknya, disarankan untuk tidak lagi
memakai disk tersebut.
Penutup
Akhir kata, masih banyak fungsi lain yang bisa Anda dapatkan dari System Rescue CD, diantaranya:
->RAM testing dengan program memtest
->Penghapusan isi disk secara aman dengan DBAN. Berguna untuk menghilangkan jejak data-data penting sebelum suatu disk berpindah tangan ke pihak lain.
->Clone seluruh isi hard disk (struktur partisi dan data) dengan partimage (juga mendukung via jaringan.
Akhir kata, masih banyak fungsi lain yang bisa Anda dapatkan dari System Rescue CD, diantaranya:
->RAM testing dengan program memtest
->Penghapusan isi disk secara aman dengan DBAN. Berguna untuk menghilangkan jejak data-data penting sebelum suatu disk berpindah tangan ke pihak lain.
->Clone seluruh isi hard disk (struktur partisi dan data) dengan partimage (juga mendukung via jaringan.
Sumber :
Posting Komentar